Minggu, 10 Mei 2015

SISTEM WIPER DAN WASHER

LAPORAN PRAKTIK
SISTEM WIPER DAN WASHER
JST/OTO/OTO318/06
LISTRIK DAN ELEKTRONIKA OTOMOTIF



 











Disusun oleh :

                   MUHAMMAD REZKY FATHURROCHIM       13504241043
  
                                                     KELAS          : A3

PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2015
B.     ISI LAPORAN
I.       JUDUL LAPORAN
Laporan ini berjudul “SISTEM WIPER DAN WASHER” yang telah dipraktikkan dan diketahui hasil analisanya.
          II.      KOMPETENSI
Sistem Wiper dan Washer

       III.      SUB KOMPETENSI
Setelah melaksanakan praktik, mahasiswa diharapkan dapat :
1.      Menjelaskan prinsip kerja sistem wiper dan washer.
2.      Mengukur sudut sapu wiper blade.
3.      Mengukur besar kebutuhan arus motor wiper.
4.      Memeriksa kondisi motor wiper.
5.      Memeriksa pompa washer dan menyetel arah semprotan.

       IV.      ALAT DAN BAHAN
1.      Alat Utama           : - 1 set Kabel visto
2.      Alat Ukur              : - 1 buah Multimeter
                                                : - 1 buah Amperemeter
3.      Alat Bantu                        : - 1 set Alat Tulis
: - 1 set Majun
4.      Bahan                    : - 1 unit stand panel rangkaian kelistrikan wiper
dan washer

          V.      KESELAMATAN KERJA
1.      Berdoa sebelum melaksanakan kegiatan praktik.
2.      Menjaga kebersihan alat, bahan, tangan, dan lingkungan praktik.
3.      Hati-hati saat bekerja dengan obyek yang berhubungan dengan arus listrik dan saat menghidupkan mesin.
4.      Gunakan alat praktikum sesuai dengan fungsinya.
5.      Laksanakan praktikum sesuai dengan prosedur kerja.
6.      Tanyakan pada instruktur apabila mengalami permasalahan praktikum.
7.      Bersihkan alat dan bahan praktik, kemudian kembalikan alat dan bahan praktik ke tempat semula.
8.      Bersihkan area praktik setelah selesai melakukan kegiatan praktik.

       VI.      DASAR TEORI
Wiper (penghapus kaca) adalah sangat penting dipakai di sebuah kendaraan, karena erat hubungannya dengan keselamatan. Jadi, Wiper berfungsi menyapu (menyeka) kaca dari air hujan,lumpur dan segala kotoran. Wiper dikombinasikan dengan Washer untuk menyemprotkan cairan pembersih sehingga kerja dari Wiper lebih ringan dan cepat bersih. Dan wiper mempunyai komponen : motor wiper, Tuas wiper, lengan wiper, wiper blade. Fungsi dari windshield wiper adalah salah satu aksesoris kendaraan yang penting dimana komponen ini menjamin pandangan pengemudi depan atau belakang kendaraan tidak terhalang oleh air hujan, debu, dan kotoran lainnya dengan cara disapu oleh pelantara berupa komponen penyapu yaitu wiper blade.
Berikut ini tipe sistem wiper menurut fungsinya:
1.      Single speed wiper (wiper belakang)
2.      2 speed wiper
3.      Intermitten (INT) wiper
4.      Washer link wiper

Fungsi washer untuk menyempurnakan fungsi wiper blade dan menguarangi beban pada motor dengan membersihkan debu dan binatang-binatang kecil dari kaca depan dan belakang dengan cairan pembersih. Washer tipe listrik umumnya banyak digunakan. Tipe washer listrik terdiri dari tangki washer, motor, selang dan nozzle.

Komponen windshield wiper
Sistem penghapus kaca tersusun dari beberapa komponen utama diantaranya  baterai (accu), sekring (fuse), switch, relay, motor wiper  (penggerak), tuas wiper, wiper arm, dan wiper blade.
a.       Baterai (Accu)
Gambar 01. Baterai (Accu)
Baterai adalah komponen elektrokimia yang menghasilkan tenaga listrik melalui adanya reaksi kimia yang terjadi antara elektrolit baterai dengan plat baterai. Elektrolit baterai merupakan campuran antara asam sulfat dan air dengan komposisi campuran 36% asam sulfat dan 64% air dengan berat jenis sekitar 1,270 pada 20oC saat baterai terisi penuh. Baterai memiliki beberapa fungsi menurut kondisi kendaraan, yaitu :
1) Pada saat mesin belum hidup (kunci kontak ON), baterai memberikan energi listrik untuk sistem penerangan atau lampu-lampu dan aksesoris.
2) Pada saat start, baterai memberikan energi listrik untuk memutar motor starter dan sistem pengapian selama start.
3) Pada saat mesisn hidup, baterai berfungsi untuk menerima dan menyimpan energi listrik yang diberikan oleh sistem pengisian
baterai.






b.      Sekering (Fuse)
Gambar 02. Fuse
Sekering berfungsi untuk mencegah kerusakan rangkaian akibat kelebihan arus. Sekering memiliki bagian yang mudah meleleh akibat aliran arus yang berlebihan yang melebihi kapasitasnya, bagian tersebut dilindungi oleh badan sekering yang biasanya terbuat dari tabung kaca atau plastik. Kapasitas sekering yang ada adalah 0,5 A sampai 35 A dan yang paling banyak digunakan adalah 7,5 A sampai 20 A. Bagian logam yang meleleh dan putus pada sekering akan menyebabkan terjadinya rangkaian terbuka sehingga arus tidak dapat mengalir pada rangkaian tersebut dan rangkaian tidak dapat bekerja. Sekering yang dipakai kendaraan dapat dikelompokan menjadi dua macam, yaitu sekering tipe tabung kaca (cartridge) dan sekering tipe bilah (blade). Sekering tipe tabung kaca berbentuk silinder yang didalamnya terdapat elemen logam pengaman yang terhubung dengan bagian ujung penutup sekering yang terbuat dari logam yang akan terputus apabila dialiri arus berlebih, sedangkan sekering tipe bilah berbentuk pipih dengan dua kaki yang dapat diselipkan pada dudukan sekering. Kaki sekering tersebut saling terhubung satu sama lain melalui elemen logam tipis sebagai elemen pengaman yang akan meleleh apabila dialiri arus berlebih. Sekering tipe bilah adalah model sekering yang sekarang banyak digunakan pada kendaraan bermotor baik roda empat maupun roda dua, untuk sekering tipe tabung kaca digunakan pada kendaraan keluaran lama.

c.       Saklar
Saklar berfungsi sebagai penghubung dan pemutus arus pada suatu rangkaian. Ada beberapa jenis saklar yang digunakan pada kendaraan, salah satunya adalah : Saklar Kombinasi Saklar kombinasi merupakan gabungan dari saklar putar, tekan dan tuas.
Gambar 03. Saklar Kombinasi
d.      Relay
Gambar 04. Relay
Relay berfungsi sebagai penghubung dan pemutus arus secara elektromagnetik. Berdasarkan pada prinsip dasar cara kerjanya, relay dapat bekerja karena adanya medan magnet yang digunakan untuk menggerakkan saklar. Saat kumparan diberikan tegangan sebesar tegangan kerja relay maka akan timbul medan magnet pada kumparan karena adanya arus yang mengalir pada lilitan kawat. Kumparan yang bersifat elektromagnet ini kemudian akan menarik saklar dari kontak NC ke kontak NO. Jika tegangan pada kumparan dimatikan maka medan magnet pada kumparan akan hilang sehingga pegas akan menarik saklar ke kontak NC.

e.       Motor Wiper
Penggunaan motor wiper berfungsi sebagai penggerak yang berasal dari lilitan coil yang menimbulkan pembangkit elektro magnetik, akibat dari induksi elektro magnetik ini akan menghasilkan energi putar.


 
















Gambar 05. Motor Wiper
f.       Tuas Wiper
Berfungsi untuk merubah gerak putar yang dihasilkan motor wiper menjadi gerak tranlasi poros wiper. Motor wiper adalah motor listrik yang dikombinasikan dengan magnet alam dengan stator dan armature sebagai rotornya, dimana mekanisme geraknya adalah bila motor digerakan maka akan menggerakan crank arm, batang penghubung tarik-dorong dihubungkan dengan crank arm, sehingga arm akan bergerak setengah lingkaran. Lingking rodlain yang terdapat pada kerja
arm akan membuat gerakan penghapus setengah lingkaran secara pararel.
Gambar 06. Tuas Wiper

g.      Lengan Wiper (Wiper Arm)
Kontruksi wiper arm tersusun dari arm head, retainer, arm piece dimana komponen tersebut mempunyai fungsi tertentu seperti : a) Arm head berfungsi sebagai pengunci pada wiper shaft.  b) Retainer berfungsi untuk menahan blade. c) Arm piece berfungsi sebagai dudukan blade dan retainer.
Gambar 07. Lengan Wiper

h.      Wiper Blade
Fungsi dari wiper blade berfungsi untuk menyapu secara langsung bagian  permukaan kaca yang terpasang pada wiper arm.

Gambar 08.Wiper Blade
    VII.      LANGKAH KERJA
1.      Mempersiapkan alat, bahan dan rangkaian sistem wiper
2.      Melepas kabel pada konektor switch wiper, dengan menggunakan ohm meter. Dan mengidentifikasi kabel sumber tegangan dan kabel untuk masing-masing tingkat kecepatan
3.      Melepas konektor pada motor wiper, mengidentifikasi kabel-kabel pada semua tingkat kecepatan dan posisi pada konektornya
4.      Memutar “ON” switch wiper, amati kerja wiper blade dan memberi tanda daerah operasi wiper blade atau batas geraknya
5.      Memutar “OFF” switch wiper, mengukur sudut wiper blade yang telah d bei tanda
6.      Mengukur tinggi berhentinya blade terhadap dasar kaca, stel tinggi blade kiri dan kanan bila tidak sama
7.      Mengukur tekanan blade ke kaca menggunakan pull scale
8.      Menyetel arah penyemprotan dengan memasukan kawat atau penggores ke lubang nozzle dan menggerakkan ke arah penyemprotan yang di kehendaki
9.      Melepas sekering wiper, pasang amper meter dengan terminal sekering. Putar “ON” switch wiper
10.  Membebaskan penekan wiper blade ke kaca, Putar “ON” switch wiper
11.  Melepas konektor motor wiper
12.  Membongkar motor wipper
13.  Memeriksa kondisi plat kontak dari keausan
14.  Merakit kemabali motor wiper
15.  Memeriksa kerja motor wiper tanpa beban dengan menghubungkan langsung ke baterai untuk kecepatan rendah dan kecepatan tinggi
16.  Memasang Kembali motor wiper
17.  Memeriksa kerja sistem wiper dengan memutar “ON” swicth wiper, maka blade harus bergerak, dan saat swicth “OFF” maka blade harus berhenti pada posisi yang benar
18.  Membersihkan alat dan training objek yang digunakan
19.  Melaporkan pada instruktur atau teknisi untuk pemeriksaan kondisi training objek
  
 VIII.      ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
1.      Gambar Rangkaian Sistem Wiper Dan Washer
Gambar 09. Rangkaian Sistem Wiper dan Washer

2.      Pemeriksaan
No.
Item
Data Pengukuran
1.
Besar sudut sapu wiper
80
2.
Tinggi titik wiper blade
35 cm
3.
Tekanan blade terhadap kaca
-
4.
Arus motor wiper (dengan bena)
·         Kecepatan Rendah
·         Kecepatan Tinggi

1,2 A
2,4 A
5.
Arus motor wiper (tanpa beban)
·         Kecepatan Rendah
·         Kecepatan Tinggi

1 A
1,6 A

3.      Pemeriksaan Kerja Motor Washer
No.
Item
Data Pengukuran
1.
Arah semprotan
Searah ke kaca
2.
Arus Motor
1,4

4.      Pemeriksaan Motor Wiper
No.
Item
Data Pengukuran
1.
Plat Kontak
Baik
2.
Sikat
Baik
3.
Drive Gear
Baik
4.
Armateur
Baik
5.
Kumparan
Baik

5.      Prinsip Kerja Wiper
a.       Kecepatan rendah
Saat switch berada di posisi kecepatan rendah (LOW/MIST), arus listrik dari baterai mengalir melalui fusible link kemudian ke saklar/KK (ON) lalu ke fuse dan ke switch LOW/MIST. Setelah itu arus mengalir ke terminal +1 pada motor penggerak dan ke massa. Lalu motor akan menggerakan tuas wiper dengan pelan.
Gambar 10. Rangkaian Sistem Wiper Kecepatan Rendah

b.      Kecepatan Tinggi
Saat switch berada di posisi kecepatan tinggi (HIGH), arus listrik dari baterai mengalir melalui fusible link kemudian ke saklar/KK (ON) lalu ke fuse dan ke switch HIGH. Setelah itu arus mengalir ke terminal +2 pada motor penggerak dan ke massa. Lalu motor akan menggerakan tuas wiper dengan cepat.

Gambar 11. Rangkaian Sistem Wiper Kecepatan Tinggi

c.       Kecepatan Intermitten
Saat switch berada di posisi INT, arus listrik dari baterai mengalir melalui fusible link kemudian ke saklar/KK (ON) lalu ke fuse dan ke switch INT. Setelah itu arus mengalir ke basis ke Tr1 melalui resistor, karena basis Tr1 teraliri arus, maka “gerbang” terbuka, dan arus dari baterai dapat mengalir ke relay kemudian ke massa. Karena relay teraliri arus maka saklar pada relay tertarik dari posisi A ke posisi B, sehingga arus juga mengalir ke terminal +1 pada motor penggerak dan ke massa. Lalu motor akan menggerakan tuas wiper dengan pelan.

Gambar 12. Rangkaian Sistem Wiper Kecepatan Intermitten (Tr1 ON)

d.      Mekanisme Pembalik Ke posisi semula
Ketika Tr1 tidak bekerja, menyebabkan titik relay bergerak kembali dari sisi B ke sisi A. Bagaimanapun begitu motor bergerak, titik switch hubungan berpindah dari sisi P3 ke sisi P2, jadi arus akan terus mengalir ke sikat dengan kecepatan rendah dan penghapus bergerak dengan lambat. Dia akan berhenti jika sampai di posisi yang telah ditetapkan. Tr1 melanjutkan lagi kerjanya sehingga penghapus sebentar-bentar mengulangi operasinya. Pada tipe penyesuaian, tahanan tidak tetap bervariasi dengan switch tidak tetap dan rangkaian transistor menyesuaikan dengan suplai arus ke Tr1. Hal ini menyebabkan operasi yang selalu berubah dalam waktu singkat.
Gambar 13. Rangkaian Sistem Wiper Tr1 OFF

Pembahasan :
1.      Kondisi motor wiper dalam keadaan baik, pada percobaan diseluruh kondisi baik kecepatan rendah, tinggi, dan intermitten motor wiper dapat berfungsi dengan baik dimana sesuai dengan prinsip kerja yang semestinya.
2.      Kondisi pompa washer dalam keadaan baik, dapat memompakan air agar washer dapat menyemprotkan air. Namun terjadi kerusakan pada sirkuit atau rangkaian kelistrikan washer dimana terjadi ketidaksesuaian kinerja (kadang menyemprot, kadang tidak). Hal ini mungkin terjadi karena ada kabel yang longgar, sehingga solusinya adalah mengecek kabel pada rangkaian dan mengganti kabel yang sudah tidak layak digunakan.
3.      Peralatan yang tidak sesuai dengan spesifikasi. Peralatan dalam praktikum kurang mendukung, hal ini sangat mempengaruhi hasil pengukuran serta adanya pengukuran yang tidak dilaksanakan.

       IX.      KESIMPULAN
Berdasarkan analisis data hasil praktik dan pembahasan diperoleh kesimpulan: motor wiper dalam keadaan baik, pada percobaan diseluruh kondisi baik kecepatan rendah, tinggi, dan intermitten motor wiper dapat berfungsi dengan baik dimana sesuai dengan prinsip kerja yang semestinya. Pompa washer dalam keadaan baik, dapat memompakan air agar washer dapat menyemprotkan air. Namun terjadi kerusakan pada sirkuit atau rangkaian kelistrikan washer dimana terjadi ketidaksesuaian kinerja (kadang menyemprot, kadang tidak). Hal ini mungkin terjadi karena ada kabel yang longgar, sehingga solusinya adalah mengecek kabel pada rangkaian dan mengganti kabel yang sudah tidak layak digunakan

          X.      SARAN
Kepada mahasiswa disarankan untuk selalu memperhatikan posisi kabel saat melakukan percobaan dalam rangkaian wiper dan washer pada praktik ini karena jika tidak diperhatikan maka akan terjadi konsleting listrik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar