LAPORAN PRAKTIK
SISTEM STARTER
JST/OTO/OTO318/07
LISTRIK DAN ELEKTRONIKA OTOMOTIF
Disusun oleh :
MUHAMMAD REZKY FATHURROCHIM 13504241043
KELAS : A3
PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2015
B.
ISI LAPORAN
I.
JUDUL LAPORAN
Laporan
ini berjudul “SISTEM STARTER” yang telah dipraktikkan dan diketahui hasil
analisanya.
II.
KOMPETENSI
Sistem Starter
III.
SUB
KOMPETENSI
Setelah
melaksanakan praktik, mahasiswa diharapkan dapat :
1.
Membongkar dan
merakit komponen sistem starter.
2.
Memeriksa dan
mengidentifikasi kondisi komponen sistem starter.
3.
Menganalisis
sumber gangguan pada sistem starter.
IV.
ALAT DAN BAHAN
1.
Alat Utama :
- 1 set Toolbox
2.
Alat Ukur :
- 1 buah Multimeter
: - 1 buah Vernier Caliper
:
- 1 buah Amperemeter
3.
Alat Bantu :
- 1 set Alat Tulis
: - 1 set Majun
: - 1 buah SST Tool (Penahan Sikat)
: - 1 set Kabel berdiameter besar (2) dan kecil (1)
4.
Bahan :
- 1 unit Motor Starter
V.
KESELAMATAN
KERJA
1. Berdoa sebelum melaksanakan kegiatan
praktik.
2. Menjaga kebersihan alat, bahan, tangan,
dan lingkungan praktik.
3. Hati-hati saat bekerja dengan obyek yang berhubungan
dengan arus listrik dan saat menghidupkan mesin.
4. Gunakan alat praktikum sesuai dengan
fungsinya.
5. Laksanakan praktikum sesuai dengan
prosedur kerja.
6. Tanyakan pada instruktur apabila mengalami
permasalahan praktikum.
7. Bersihkan alat dan bahan praktik, kemudian
kembalikan alat dan bahan praktik ke tempat semula.
8. Bersihkan area praktik setelah selesai
melakukan kegiatan praktik.
VI.
DASAR TEORI
Motor starter merupakan komponen yang ada dalam
kendaraan yang berfungsi untuk menghasilkan momen awal saat mesin kendaraan
masih mati sehingga mesin kendaraan dapat hidup. Agar mesin kendaraan dapat hidup maka motor starter perlu berputar memutarkan fly wheel mesin kendaraan dengan momen yang
besar. Motor starter pada kendaraan ringan pada dasarnya
adalah motor listrik searah (DC) yang memanfaatkan energi listrik arus DC
sebagai sumber tenaganya.
Prinsip kerja motor starter yaitu dengan mengubah energi listrik
(arus listrik DC) menjadi energi mekanik atau gerak putar. Sedangkan prinsip perubahan energi listrik menjadi energi
gerak/putar berdasarkan kaidah tangan kiri Fleming dan prinsip ulir kanan.
Kaidah tangan kiri Fleming yaitu apabila ada
penghantar atau konduktor dililitkan kumparan dan dialiri arus listrik, maka di
sekitar penghantar tersebut akan timbul suatu medan magnet. Arah medan magnet yang dihasilkan tergantung dari arah
arus listrik yang mengalir pada penghantar seperti yang berlandaskan pada
kaidah-kaidah berikut ini:
Kaidah Tangan Kiri Fleming
·
Ibu jari menunjukkan arah gerakan atau gaya
gerak listrik (GGL).
·
Jari telunjuk menunjukkan arah medan magnet.
·
Jari tengah menunjukkan arah arus listrik
mengalir.
Kaidah Sekrup Ulir Kanan
·
Arus listrik akan mengalir sesuai arah panah
maju.
·
Medan magnet (garis gaya magnet) searah dengan arah putaran
sekrup saat maju.
Kaidah Ibu Jari Tangan Kanan
·
Kaidah ini digunakan sama seperti kaidah sekrup
ulir kanan di atas.
·
Ibu jari menunjukkan arah dari arus listrik.
·
Keempat jari lainnya menunjukkan arah dari medan magnet.
Berikut ini komponen komponen dari motor starter :
1. Solenoid/Sakelar
Magnet (Magnetic Switch)
Sakelar magnet (magnetic switch) atau disebut juga dengan solenoid ini digunakan untuk menghubungkan dan
melepaskan pinion gear ke/dari ring gear flywheel,
sekaligus mengalirkan arus listrik yang besar pada sirkuit motor starter
melalui teminal utama (terminal 30 dan C). Di dalam saklar magnet
terdapat dua kumparan, yaitu:
a. Pull
In Coil merupakan
suatu kumparan yang apabila dialiri arus listrik menimbulkan medan magnet yang
berfungsi untuk mendorong plunyer sehingga gear pinion berhubungan dengan fly wheel.
b. Hold
In Coil merupakan
suatu kumparan yang bila dialiri arus listrik menimbulkan medan magnet yang
berfungsi untuk menahan plunyer sehingga mempertahankan gear pinion
dengan fly wheel tetap berkaitan.
2.
Armature
(Rotor) dan Shaft (Poros)
Armature terdiri dari sebatang besi
yang berbentuk silindris dan diberi slot-slot, poros, komutator serta kumparan
armature. Armatur berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik (gerak), dalam bentuk gerak putar. Armatur terkadang juga disebut
dengan angker.
3. Yoke
dan Pole Core
Yoke dibuat dari logam yang berbentuk
silinder dan berfungsi sebagai tempat pole core yang
diikat dengan sekrup. Polecore
berfungsi sebagai penopang field coil dan memperkuat medan magnet yang
ditimbulkan oleh field coil.
4.
Field Coil (Kumparan
Medan)
Kumparan medan atau yang biasa disebut
dengan field coil dibuat dari lempengan tembaga, dengan
maksud dapat memungkinkan mengalirnya arus listrik yang cukup kuat/besar. Field coil ini
berfungsi untuk membangkit medan magnet.
5. Brush
(Sikat) dan Brush Holder (Pemegang Sikat)
Brush
atau sikat terbuat dari tembaga lunak, dan berfungsi untuk meneruskan atau
menyalurkan arus listrik dari fieldcoil ke
armature coil langsung ke massa melalui komutator.
Umumnya sarter memiliki empat buah brush, yang dikelompokkan menjadi dua:
a.
Dua buah brush disebut dengan brush positif yang digunakan untuk menghubungkan
arus dari field coil ke armatur dan brush.
b.
Dua buah brush lainnya disebut dengan brush negatif yang
digunakan untuk menghubungkan arus dari armatur ke massa.
6. Armature
Brake
Armature brake
berfungsi sebagai pengereman putaran armature setelah lepas dari perkaitan
dengan ring gear pada
roda gila (fly wheel).
7. Drive Lever/Shift Fork (Tuas Penggerak)
Drive lever meneruskan gerakan dari plunyer solenoid untuk menggerakkan roda gigi pinion.
Drive lever berfungsi untuk
mendorong/menghubungkan pinion gear ke arah posisi berkaitan dengan ring gear pada fly wheel, serta melepas perkaitan pinion gear dengan ring gear pada fly wheel.
8. Kopling
Starter/Starter Clutch (Overrunning Clutch)
Kopling
starter berfungsi untuk meneruskan momen putar armatur shaft kepada fly wheel melalui roda gigi pinion, sehingga fly wheel dapat ikut berputar. Kopling starter
juga berfungsi sebagai pengaman dari armature coil (mengecah kerusakan starter) bilamana
putaran mesin yang tinggi cenderung memutarkan balik pinion gear. Kopling starter akan melepaskan
dengan sendirinya bila putaran fly wheel (putaran mesin) lebih besar daripada
putaran gear pinion (putaran starter).
9. Gigi Pinion
dan Helical Spline
Gigi
pinion dan ring gear meneruskan
daya putar starter ke mesin. helical spline mengubah daya putar dai motor ke
tuas pinion dan menyebabkan perkaiatan dan pelepasan gigi pinion dengan ring gear lebih lembut.
CARA KERJA MOTOR STARTER
Kerja
sistem starter saat kunci kontak pada posisi start (ST), kunci kontak (ignition
switch) yang diputar pada posisi start menyebabkan terjadinya aliran arus ke
kumparan penarik (pull-in coil) dan ke kumparan penahan (hold-in coil) yang
secara bersamaan berikut adalah aliran arus ke masing-masing kumparan tersebut.
Arus
dari baterai mengalir ke kunci kontak --> terminal 50 pada solenoid -->
kumparan pull-in coil --> terminal C --> kumparan medan (field coil)
--> sikat positif --> kumparan atmature --> sikat negatif -->
massa. Maka akan terbentuk medan magnet pada kumparan pull-in coil.
Arus
dari baterai mengalir ke kunci kontak --> terminal 50 pada solenoid -->
kumparan hold-in coil --> massa. Maka akan terbentuk medan magnet pada
kumparan hold-in coil.
Aliran
arus pada kumparan pull-in coil dan kumparan hold-in coil menyebabkan
terjadinya kemagnetan pada kedua kumparan tersebut. Letak plunyer di dalam
solenoid yang tidak simetris atau tidak berada di tengah kumparan menyebabkan
plunyer tertarik dan bergerak ke kanan melawan tekanan pegas pengembali (return
spring). Karena ada aliran arus (kecil) dari pull-in coil ke kumparan medan dan
ke kumparan armature, maka medan magnet yang terbentuk pada kumparan medan dan
armature lemah sehingga motor starter berputar lambat. Pada saat plunyer
tertarik, tuas penggerak (drive lever) yang terpasang pada ujung plunyer juga
akan tertarik ke arah kanan. Bagian tengah tuas penggerak terdapat baut yang
berfungsi sebagai engsel sehingga tuas penggerak bagian bawah yang berkaitan
dengan kopling starter (starter clutch) bergerak ke kiri mendorng gigi pinion
agar berkaitan dengan ring gear. Pada kondisi pluyer tertarik (plat kontak
belum menempel), motor starter berputar lambat. Putaran lambat ini membantu
gigi pinion agar mudah masuk atau berkaitan dengan ring gear.
Gambar
12. Saat Kunci Kontak ON (Starting)
Gambar
13. Saat Starter Bekerja (Putar Penuh)
Gambar
14. Saat Kunci Kontak OFF
VII.
LANGKAH KERJA
1.
Mempelajari
rangkaian komponen sistem starter, membuat sketsa dengan warna kabel sesuai
dengan engine stand.
2.
Melepas kabel
tegangan tinggi pada koil. Meletakkan amper induksi pada kabel baterai motor
starter, memasang voltmeter pada baterai. Kemudian memutar kunci kontak ke
posisi star. Membaca besarnya arus yang mengalir pada ampere induksi dan drop
voltage pada baterai. Mencatat besarnya arus dan tegangan.
3.
Melakukan
pembongkaran motor starter.
4.
Menentukan
terminal-terminal pada motor starter dan identifikasi nama-nama komponen.
5.
Mempelajari
cara kerja soleoid starter dan memeriksa solenoid starter dengan menggunakan
ohm meter maupun dihubungkan dengan baterai.
6.
Memeriksa pegas
sikat dan panjang sikat motor starter.
7.
Memeriksa
armateur dari putusnya lilitan, kebocoran lilitan, keausan komutatordan
kedalaman lamel pada komutator.
8.
Memeriksa gigi
pinion dari keausan, fungsi one way clutch dan keausan antara poros armateur
dengan bushingnya.
9.
Melakukan
identifikasi masalah atau penyebab gangguan yang terjadi pada motor starter.
10.
Merakit unit
motor starter dan mengetest kerja unit motor starter. Melakukan perbaikan jika
ada masalah.
11.
Membersihkan
alat, bahan dan tempat praktikum yang digunakan.
1.
Rangkaian Motor
starter :
Gambar 15.
Rangkaian Motor Starter
2.
Identifikasi
rangkaian sistem starter :
No.
|
Terminal
|
Hubungan /koneksi
|
Warna dan diameter
|
1
|
15
(C)
|
Solenoid
dengan kumparan stator
|
Tembaga/besar
|
2
|
30
|
Solenoid
dengan Baterai
|
Merah/besar
|
3
|
50
(ST)
|
Kunci
kontak dengan solenoid
|
Biru/kecil
|
3.
Pemeriksaan solenoid dengan baterai :
Pemeriksaan
solenoid
hold
koil : terminal 50 (+) dengan massa (-)hasil pemeriksaan : 2 Ω (tidak ada
penahanan dari hold coil)
hasil : 1 Ω
(tidak ada tarikan dari pull in coil)
4.
Pemeriksaan motor starter dengan baterai :
Pemeriksaan motor
Hold in koil : terminal 15 (+) dengan massa (-)
Hasil : jelek (adanya konsleting)
5.
Pemeriksaan
komponen motor starter :
Panjang sikat
|
1. 8,2 mm
|
2. 9,2 mm
|
3. 8,06 mm
|
4. 8,22 mm
|
Kumparan medan
|
Tahanan
: 1 Ω
|
Kebocoran
: tidak ada
|
||
Armartur
|
Kumparan
: baik tidak ada yang lecet
|
|||
Komutator
: baik
|
Kedalaman
lamel : 0,2 mm
|
|||
Clutch
: baik
|
||||
Pinion : baik
|
||||
Keausan
poros dengan bushing : ada keausan
|
6.
Pemeriksaan
komponen motor starter :
No.
|
Gejala
|
Penyebab
|
Solusi
|
1
|
Kunci kontak posisi start,
motor starter tidak bekerja
|
1.
Kabel motor
starter lepas.
2.
Kumparan pull
in coil rusak.
|
1.
Mengganti
kabel yang baru.
2.
Mengganti
solenoid
|
2
|
Motor starter tidak mampu memutar mesin
|
1.
Baterai drop
2.
Kemagnetan
lemah.
|
1.
Mengganti/menggunakan
baterai yang baik.
2.
Mengganti
motor starter.
|
3
|
Bunyi “trak trak” saat starter
|
1.
Bushing aus
2.
Pinion
menambrak flywheel
|
1.
Mengganti
bushing
2.
Memperbaiki
pemasangan
|
4
|
Kunci kontak sudah off, motor starter masih berputar
|
1.
Kumparan hold
in coil terhubung arus
2.
Solenoid
macet/ pegas lemah
|
1.
Mengganti
solenoid
2.
Membersihkan/
mengganti pegas.
|
Pembahasan :
1.
Motor starter
setelah dibongkar dan diperiksa serta pengetesan hold dan pull in coil semua
baik. Namun, setelah di lakukan pemasangan tidak dapat dilakukan pengetesan.
Hal ini dikarenakan pada saat pemasangan ada salah satu pemasangan baut untuk
terminal c tidak dikencangkan. Kemudian dilakukan pembongkaran ulang seperti
semula dan dilakukan pengecekan terhadap masing-masing komponen yang berkaitan
dengan kelistrikan seperti kumparan armateur pada komutator dan kemungkinan
pe-massa-an, pemeriksaan hold dan pull in coil. Pada saat pemeriksaan dengan
menggunakan multitester(posisi ohm) semua dalam keadaan baik akan tetapi
setelah dicek pull dan hold in coil menggunakan baterai keduanya tidak
berfungsi seperti semula. Hal ini dimungkinkan adanya hubung singkat pada saat
melakukan pengujian pertama setelah pembongkaran dan perakitan dan hal lain
yang mungkin adalah adanya baterai drop (tegangan baterai lemah) saat
pengujian.
2.
Hasil
pemeriksaan dengan spesifikasi hampir tidak jauh berbeda. Akan tetapi hasil
pemeriksaan dalam praktikum motor starter tidak bisa dijadikan referensi untuk
menentukan bahwa motor starter dapat bekerja dengan baik. Kemungkinan yang
terjadi terhadap hal tersebut adalah karena peralatan yang kurang sesuai atau
karena adanya permasalahan terhadap komponen pada motor starter yang sudah
tidak layak pakai atau sudah berumur tua.
3.
Peralatan yang
tidak sesuai dengan spesifikasi. Peralatan dalam praktikum kurang mendukung,
hal ini sangat mempengaruhi hasil pengukuran serta adanya pengukuran yang tidak
dilaksanakan. Serta karena hanya ada satu buah motor starter yang digunakan
untuk praktikum sehingga praktikum kurang maksimal.
IX.
PERTANYAAN
DAN TUGAS
1.
Jelaskan
prinsip kerja dan rangkaian sistem starter yang diamati!
Jawaban : prinsip kerja dari sistem starter
adalah hukum fleming, yaitu menghasilkan suatu putaran dari listrik dc. Dengan
jalan membuat suatu medan magnet yang saling betolakan (antara armateur dan
yoke motor starter) sehingga akan dihasilkan suatu putaran yang digunakan untuk
menggerakkan flywheel pada crankshaft engine. Rangkaian yang dipakar dalam
motor starter sama halnya dengan rangkaian lampu kepala dengan menggunakan
relay. Di rangkaian motor starter fungsi relay adalah pada solenoid. Jadi
prinsip kerjanya adalah menghasilkan putaran dengan menggunakan prinsip
kemagnetan fleming dan rangkaian yang digunakan mirip dengan rangkaian lampu
kepala dengan menggunakan relay.
2.
Jelaskan dampak
pada motor starter apabila terjadi keausan pada bearing armateur!
Jawaban : jika terjadi keausan pada bearing
pada motor starter maka armateur akan kocak dan gerakan pinion yang untuk
menggerakkan flywheel akan tidak bisa memutarkan flywheel dengan baik. Dilain
sisi dapak menimbulkan suara berisik dan akan hal ini akan mengakibatkan
kerusakan yang lain jika tidak diperbaiki.
3.
Jelaskan fungsi
armateur brake pada motor starter!
Jawaban : fungsi armateur brake
adalah melakukan pengurangan kecepatan pada armateur pada saat pinion sudah
lepas dari flywheel. Dengan adanya armateur brake maka kecepatan dari armateur
setelah menggerakkan flywheel akan cepat diberhentikan.
X.
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis data hasil praktik dan
pembahasan diperoleh kesimpulan: motor starter memiliki beberapa komponen yang
kesemuanya bergerak berdasarkan arus listrik. Pada solenoid ada pull dan hold
in coil serta keduanya befungsi menghubungkan arus ke field coil dan menarik
tuas pinion. Motor
starter sudah mengalami kerusakan bila dilakukan pengetesan dengan baterai
namun jika menggunkan alat ukur komponen masih dalam kondisi yang baik. Hal ini
dikarenakan umur komponen yang sudah lama sehingga komponen tidak bekerja
dengan baik namun jika diperiksa masih menunjukkan hasil yang baik. Motor
starter harus dapat bekerja dengan baik agar dapat menyalakan engine serta
tidak mengganggu dari tegangan baterai. hal ini karena jika motor starter rusak
dan memungkinkan voltage drop tinggi maka baterai akan cepat rusak.
XI.
SARAN
Kepada mahasiswa disarankan untuk selalu memperhatikan posisi pemeriksaan
motor starter pada praktik ini karena jika tidak diperhatikan maka akan terjadi
kecelakaan kerja yaitu tersetrum ketika memegang kabel tegangan.
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusMerek dan tipe motor apa yang KK pake disini ?
BalasHapus