LAPORAN PRAKTIK
SISTEM PENERANGAN
JST/OTO/OTO318/09
LISTRIK DAN ELEKTRONIKA OTOMOTIF
Disusun oleh :
CHAMDAN NOR
ICHWAN TS 13504241036
DWI PRASETYO 13504241040
MUHAMMAD REZKY FATHURROCHIM 13504241043
KELAS : A3
PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2015
B.
ISI LAPORAN
I.
JUDUL LAPORAN
Laporan
ini berjudul “SISTEM PENERANGAN” yang telah dipraktikkan dan diketahui hasil analisanya.
II.
KOMPETENSI
Sistem Penerangan
III.
SUB
KOMPETENSI
Setelah
melaksanakan praktik, mahasiswa diharapkan dapat :
1. Mengidentifikasi kondisi komponen - komponen
sistem penerangan
2. Merangkai
sistem penerangan
IV.
ALAT DAN BAHAN
1.
Alat Utama :
- 1 set Toolbox
: - 1 buah Obeng (+) dan (-)
2.
Alat Ukur :
- 1 buah Multimeter
:
- 1 buah Amperemeter
3.
Alat Bantu :
- 1 set Alat Tulis
: - 1 set Majun
: - 1 set Kabel visto
4.
Bahan :
- 1 unit Panel Sistem Penerangan
V.
KESELAMATAN
KERJA
1. Berdoa sebelum melaksanakan kegiatan
praktik.
2. Menjaga kebersihan alat, bahan, tangan,
dan lingkungan praktik.
3. Hati-hati saat bekerja dengan obyek yang berhubungan
dengan arus listrik dan saat menghidupkan mesin.
4. Gunakan alat praktikum sesuai dengan
fungsinya.
5. Laksanakan praktikum sesuai dengan
prosedur kerja.
6. Tanyakan pada instruktur apabila mengalami
permasalahan praktikum.
7. Bersihkan alat dan bahan praktik, kemudian
kembalikan alat dan bahan praktik ke tempat semula.
8. Bersihkan area praktik setelah selesai
melakukan kegiatan praktik.
VI.
DASAR TEORI
Sistem penerangan adalah suatu sistem yang
tersusun dari berbagai macam komponen kelistrikan dan kabel - kabel
penghantar yang saling berhubungan antara komponen satu dengan yang
lainnya yang membentuk suatu sistem dengan fungsi yang berbeda-beda.
Sistem penerangan tersebut meliputi: lampu kepala, lampu kota, lampu tanda
belok, lampu hazzard, lampu rem, dan lampu mundur. Sistem penerangan pada kendaraaan merupakan
suatu sistem yang sangat penting untuk keamanan dan kenyamanan
dalam berkendara, oleh sebab itu sistem kelistrikan harus dapat
bekerja dengan baik dan harus mengikuti peraturan perundang-undangan yang
berlaku secara internasional, terutama menyangkut kode warna dari lampu
sistem penerangan tersebut. Berikut merupakan aturan sistem
penerangan di Indonesia sesuai dengan Peraturan
Pemerintah No. 44 Tahun 1993 tentang Kendaraan dan Pengemudi.
Tabel
01. Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 1993
Komponen Sistem Penerangan
Sistem penerangan terdiri dari beberapa
komponen utama pada setiap sistemnya, yaitu : baterai, sambungan pengaman,
sekring, kunci kontak, kabel penghantar, konektor, saklar, flasher, relay dan
lampu.
a. Baterai (Accu)
Gambar 02. Baterai (Accu)
|
1) Pada saat mesin belum hidup (kunci kontak ON), baterai
memberikan energi listrik untuk sistem penerangan atau lampu-lampu dan
aksesoris.
2) Pada saat start, baterai memberikan energi listrik untuk
memutar motor starter dan sistem pengapian selama start.
3) Pada saat mesisn hidup, baterai berfungsi untuk menerima dan
menyimpan energi listrik yang diberikan oleh sistem pengisian
baterai.
b.
Sambungan Pengaman (Fusible
Link)
Gambar 03. Fusible Link
|
c.
Sekering (Fuse)
Gambar 04. Fuse
|
d.
Kunci Kontak
Gambar 05. Kunci
Kontak
|
1) Terminal B dihungkan dengan (+)
baterai.
2) Terminal IG dihubungkan dengan
(+) koil pengapian dan terminal IG regulator serta beban lain yang membutuhkan.
3) Terminal ST dihubungkan dengan
terminal 50 selenoid starter.
4) Terminal ACC (terdapat pada
kunci kontak 4 terminal) dihubungkan dengan aksesoris kendaraan, seperti: lampu
penerangan, radio, tape, dll.
e.
Kabel Penghantar
Kabel penghantar berfungsi sebagai
penghubung komponen-komponen pada sistem penerangan dan penghantar arus listrik
ke rangkaian sistem penerangan. Kabel penghantar terbuat dari tembaga
yang diberi isolasi agar tidak terjadi hubung singkat. Ukuran kabel pada
rangkaian kelistrikan yang digunakan ditentukan oleh : besar arus yang lewat,
panjang dari suatu rangkaian kelistrikan dan penurunan tegangan yang diizinkan.
f.
Konektor
Gambar
07. Konektor
|
g. Saklar
Saklar berfungsi sebagai penghubung dan pemutus arus pada suatu
rangkaian. Ada beberapa jenis saklar yang digunakan pada kendaraan, salah
satunya adalah : Saklar Kombinasi Saklar kombinasi merupakan gabungan dari
saklar putar, tekan dan tuas.
Gambar 08. Saklar Kombinasi
h.
Flasher
Gambar
08. Flasher
|
i.
Relay
Gambar
09. Relay
|
j.
Lampu
Lampu berfungsi sebagai sumber cahaya yang merupakan hasil dari
arus listrik yang mengalir melalui kawat halus yang mempunyai tahanan serta
titik lebur yang tinggi sehingga menimbulkan panas dan cahaya. Ada beberapa
jenis lampu yang ada pada kendaraan, salah satunya yaitu : Lampu Biasa, lampu
biasa adalah lampu yang menggunakan kawat pijar (filament). Lampu jenis
ini tidak dapat bekerja di atas suhu yang telah ditentukan karena filament bisa
menguap. Uap tersebut bisa menimbulkan endapan yang membentuk lapisan seperti
perak di rumah lensa kacanya (envelope) yang dapat mengurangi daya
terang lampu tersebut.
Rangkaian
Sistem Penerangan
1. Lampu Kota
Lampu kota atau disebut juga lampu posisi depan atau belakang
merupakan lampu yang berfungsi untuk penerangan dalam kondisi senja atau fajar
dimana kondisi cahaya di sekitar kendaraan tidak begitu gelap. Lampu ini member
peringatan terhadap lingkungan sekitar akan keberadaan kendaraan.
Gambar 11. Rangkaian Lampu Kota Tanpa Relay
2. Lampu
Kepala
Lampu kepala sering disebut juga dengan nama lain seperti lampu
depan atau lampu besar. Lampu kepala digunakan untuk penerangan pada malam hari
atau kondisi gelap. Pada umumnya lampu kepala dilengkapi dengan lampu jarak
dekat (low beam), lampu jarak jauh (high beam) dan lampu tembak (flash beam)
yang dikontrol oleh saklar dim (dimmer switch). Lampu tembak digunakan untuk
meminta perhatian pemakai jalan lain yang berada di depan kendaraan dengan arah
berlawanan kita. Fungsi lampu ini hampir menyerupai klakson namun sedikit
berbeda penggunaannya terutama menyangkut waktu dimana klakson jarang digunakan
pada malam hari demi etika di jalan raya.
Gambar 12. Rangkaian Lampu Kepala dengan
Relay
3. Lampu Tanda
Belok dan Tanda Bahaya
Lampu tanda belok disebut juga dengan lampu sain atau lampu
reting. Lampu ini memiliki beberapa kegunaan, seperti:
a. Sebagai
tanda belok.
b. Sebagai
tanda untuk mendahului kendaraan di depan.
c. Sebagai
tanda informasi untuk kendaraan dari arah berlawanan.
d. Sebagai
tanda pindah jalur.
Lampu tanda bahaya atau disebut lampu hazzard sering dikaitkan
dengan lampu tanda belok karena berada pada tempat yang sama, bedanya ketika
lampu tanda bahaya dihidupkan maka lampu tanda belok kanan dan kiri akan hidup secara
bersamaan dan ketika lampu tanda belok dihidupkan maka lampu tersebut tidak
akan berfungsi karena tertutup oleh lampu tanda bahaya. Lampu tanda bahaya
digunakan untuk memberi isyarat kepada pengendara lain bahwa kendaraan sedang
mengalami masalah atau meminta kepada pengguna jalan lain untuk memberi jalan
karena situasi darurat.
Gambar 13. Rangkaian Lampu Tanda Belok dan
Tanda Bahaya
4. Lampu Rem
Lampu rem digunakan untuk memberi isyarat pada pengendara lain
pada saat kendaraan melakukan pengereman untuk mencegah terjadinya benturan
dengan kendaraan lain yang mengikuti.
Gambar 14. Rangkaian Lampu Rem
5. Lampu
Mundur
Lampu mundur atau yang biasa disebut dengan lampu parkir digunakan
untuk memberikan penerangan tambahan saat kendaraan mudur di malam hari dan
member isyarat kepada pengendara lain bahwa pengendara bermaksud untuk mundur/
sedang mundur. Lampu mundur terletak pada bagian belakang kendaraan dan akan
menyala bila tuas transmisi diposisikan mundur dengan kunci kontak ON.
Gambar 15. Rangkaian Lampu Mundur
VII.
LANGKAH KERJA
Merangkai
sistem penerangan
1. Persiapkan alat dan bahan, pelajari rangkaian system penerangan.
2. Buat gambar skema rangkaian untuk
sistem penerangan tanpa
relay, terdiri dari 2 lampu, 2
filamen.
3. Rangkai
system penerangan tanpa
relay dan periksa kerja system tersebut.
Gambar 16. Rangkaian Sederhana Sistem
Penerangan Tanpa Relay
4. Pasang
relay pada system lampu penerangan dan periksa kerja dari
system tersebut.
5. Ukur kebutuhan arus untuk lampu kepala dan lampu ekor,
serta ukur total arus yang bekerja pada system penerangan.
6. Bersihkan alat dan
training obyek yang digunakan.
7. Laporkan pada instruktur atau teknisi untuk memeriksa kondisi training obyek.
VIII.
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
1.
Gambar Rangkaian Sistem Penerangan (Tanpa
Relay)
Gambar 17. Rangkaian Sistem Lampu Kepala Tanpa Relay
2.
Gambar Rangkaian Sistem Penerangan (Dengan
Relay)
Gambar 18. Rangkaian Sistem
Lampu Kepala Dengan Relay
3.
Pemeriksaan Kebutuhan Arus Sistem Penerangan
No
|
Item
|
Data Hasil Pengukuran
|
1
|
Lampu kepala
|
4 A
|
2
|
Total arus yang bekerja
|
4,1 A
|
Pembahasan
:
Pada rangkaian yang
telah dibuat seperti pada data diatas, lampu kepala tersebut menggunakan kontrol negatif. Saklar
kombinasi bekerja dengan menghubungkan masa pada lampu kepala baik jarak jauh
maupun jarak dekat dengan masa baterai. Hal ini bertujuan agar besarnya arus
yang masuk ke lampu tidak mengalami penurunan tegangan. Telah diketahui bahwa
semakin panjang suatu sirkuit maupun semakin banyaknya hubungan-hubungan antar
komponen dapat menyebabkan terjadinya penurunan tegangan.
Aliran arus listrik yang bekerja pada rangkaian tanpa
menggunakan relay yaitu dari baterai menuju fuse kemudian masuk ke terminal
positif pada lampu kepala. Selanjutnya terminal negatif lampu jarak dekat dihubungkan pada terminal negatif jarak dekat pada saklar
kombinasi dan menuju ke massa. Untuk jarak jauh maka terminal negatif dihubungkan dengan terminal
negatif jarak jauh selanjutnya menuju ke massa.
Untuk rangkaian dengan menggunakan relay maka dari
baterai dihubungkan ke terminal 30 dan 56 pada relay. Selanjutnya terminal 55
pada relay dihungkan ke saklar kombinasi selanjutnya menuju ke
massa. Sehingga ketika relay aktif maka terminal 57 relay akan teraliri
listrik dan dihubungkan ke terminal positif pada lampu kepala. Kemudian
terminal negatif dihubungkan pada lampu dengan saklar kombinasi kembali sesuai
dengan terminalnya.
Cara Kerja
Lampu Kepala (Dengan
Relay)
a.
Lampu
Jarak Dekat
Pada
saat saklar kontrol lampu posisi HEAD dan saklar dim
pada posisi LOW, arus mengalir dari baterai melewati
kunci kontak menuju sekering, kumparan relay, lampu, saklar kontrol lampu,
saklar dim dan menuju ke massa sehingga lampu jarak dekat
menyala.
b.
Lampu
Jarak Jauh
Pada
saat saklar kontrol lampu posisi HEAD dan saklar dim
pada posisi HIGH, arus mengalir dari baterai melewati
kunci kontak menuju sekering, kumparan relay, lampu, saklar kontrol lampu,
IX.
KESIMPULAN
Sistem penerangan
merupakan salah satu bagian dari sistem kelistrikan body yang berfungsi untuk
memberikan penerangan terutama ketika kendaraan berjalan pada malam hari.
Sistem penerangan terdiri dari dua tipe yaitu tipe kontrol positif dan kontrol
negatif. Untuk sistem penerangan yang biasa digunakan pada mobil yaitu tipe
kontrol negatif. Komponen yang digunakan pada sitem penerangan yaitu baterai,
kunci kontak, saklar kombinasi, relay, fuse, kabel penghantar,
konektor, flasher, dan lampu. Adapun rangkaian lampu dalam sistem penerangan
terdiri dari: rangkaian lampu kota, lampu kepala, lampu tanda belok dan hazard, lampu rem, dan lampu mundur.
X.
SARAN
Kepada mahasiswa disarankan untuk selalu memperhatikan dan memeriksa
kembali rangkaian kelistrikan yang telah dirangkai pada praktik ini karena jika
tidak diperhatikan maka akan terjadi kecelakaan kerja yaitu konsleting listrik.